16 Februari 2010
SAFARI MENGUNJUNGI MESJID
Selama ini Mesir dikenal dengan negara seribu menara dengan banyaknya masjid yang berdiri. Banyak masjid-masjid tua di Mesir yang masih kokoh dengan keasliannya. Diantara eksotisme masjid tua di Mesir adalah masjid Ibnu Tholun yang terletak di Cairo.
Masjid ini pernah menjadi tempat pembuatan film serial ke 10 James Bond yang berjudul The Spy Who Loved Me (1977) yang bintangi oleh Roger Moore sebagai agen MI6 fiksi James Bond dan disutradarai oleh Lewis Gilbert dari naskah yang ditulis oleh Christopher Wood dan Richard Maibaum.
Masjid Ibnu Tholun dibangun pada masa dinasti Tholuniyah dan pembangunannya selesai pada tahun 879 masehi. Dulunya masjid ini berdempetan dengan istana kerajaan dinasti Tholuniyyah, sehingga urusan pemerintahan yang menyangkut kerakyatan kadangkala dilaksanakan di Masjid. Orang yang membangun masjid Tholun bernama Ahmad bin Tholun. Saat ini masjid Tholun menjadi satu-satunya masjid yang halamannya paling luas di Cairo dan masih mempertahankan arsitektur tuanya dengan gaya islam masa Abbasiyyah.
Bersama beberapa teman dari KBRI lain, aku tiba di masjid Tholun sekitar jam 3 sore. Suasana kawasan ini tampak sangat macet dengan kendaraan orang-orang yang hendak pulang dari kerja. Jalan raya menuju masjid juga terbilang sempit karena tata kota yang masih kuno.
Supir kami kesulitan memarkir bus ketika memasuki halaman masjid. Maklum saja, di Cairo memang jarang sekali tersedia tempat parkir luas apalagi kami membawa bus. Dengan segenap daya, sopir bus berusaha dengan memarkir serba mepet akhirnya berhasil juga.
Ketika memasuki gerbang utama masjid, mataku terpaku melihat dinding benteng yang temboknya sudah mulai terkikis. Aku melihat tembok masjid Tholun seakan membentuk sebuah peta dunia. Di pintu ini juga dijaga oleh militer Mesir karena masjid tholun sudah menjadi salah satu tempat wisata andalan para pelancong dunia.
Masjid Tholun dikelilingi oleh benteng yang sangat luas dengan menara yang sudah terlihat sangat tua. Namun akungnya, masjid ini sudah tidak dipakai oleh masyarakat sekitar dan hanya dipergunakan sebagai tempat wisata. Masjid digunakan shalat hanya oleh para wisatawan yang mengunjungi. Bukanya pun tidak 24 jam, sore hari setelah ashar masjid sudah ditutup.
Salah satu gaya masjid kuno peninggalan sejarah peradaban islam adalah adanya halaman terbuka di tengah-tengah masjid. Halaman terbuka di masjid Tholun sangat luas dengan bangunan ditengah-tengah halaman yang dulunya sebagai tempat wudlu. Masjid gaya seperti ini juga ditemukan di masjid tertua dan pertama di Afrika yakni masjid Amr bin Ash yang terletak di Fustat, mesir kuno. Masjid Al-Azhar yang terletak bersebelahan dengan kampus universitas Al-Azhar juga memiliki halaman di dalam masjid.
Di dalam masjid kami bertemu dengan para wisatawan asing. Aku menduga mereka dari perancis dengan logat bahasa dari yang mereka ucapkan. Aku hanya mendengar sedikit dari penjelasan guide seorang perempuan Mesir. Semua dari kami sibuk mencari gambar untuk diabadikan tidak terkecuali diriku.
Tidak seperti layaknya masjid di indonesia semisal Istiqlal yang berlantai-lantai, rata-rata masjid di Mesir hanya terdiri satu lantai walaupun bangunan di luar terlihat tinggi dan besar, termasuk masjid ibnu Tholun ini. Sehingga ketika masuk ke dalam masjid akan terlihat kemegahannya.
Mesjid Amr Ibn El Ash
Mesjid ini terletak di daerah Fushtat, Misr El Qadima (Old Egypt) yang dijadikan ibukota di kala itu . Mesjid ini selain merupakan masjid pertama di Afrika yang dibangun oleh Panglima Amr Ibn Ash –atas perintah Khalifah Umar bin Khattab- setibanya di Mesir tahun 21 H/641 M, juga merupakan salah satu mesjid terluas di Mesir, yang menggambarkan kesederhanaan namun penuh dengan nilai arsitek dari jaman sebelumnya.
Mesjid Al-Azhar
Mesjid ini adalah mesjid pertama yang dibangun oleh Dinasti Fatimiyah. Terletak ditengah kota, daerah yang penuih dengan monument Islam. Mesjid ini dalam bentuknya sekarang terdiri dari beberapa bangunan yang dibangun pada masa-masa berikutnya : Seperti Universitas Al-Azhar. Asrama pelajar dan perpustakaan.
Universitas Al=Azhar merupakan salah satu Universitas tertua didunia, dimana telah memulai memberikan kuliah sejak tahun 975 M, sampai sekarang. Disamping mahasiswa dari Mesir hampir 80 negara mempunyai warganya yang belajar di universitas tersebut. Sedang dari Indonesia kini tercatat sekitar 2800 pelajar/mahasiswa.
Masjid Sayyidina Hussein
Mesjid ini termasuk salah satu masjid luas di Cairo, dan dijadikan sebagi Mesjid Negara, dimana acara-acara peringatan Hari Besar Islam seperti Maulid Nabi , Isra Mi'raj, Shalat Idul Fitri dst, yang dihadiri Kepala Negara dan para Menteri sering diselenggarakan di Mesjid ini. Di dalam mesjid ini terdpat makam Imam Hussein Bin Ali Bin Abi Thalib, cucu Nabi Muhammad SAW, dari Fatimah El Zahra. Pada waktu-waktu tertentu seperti Maulid Nabi Muhammad SAW dan hari kelahiran Sayidinna Hussein, Mesjid ini ramai dikunjungi peziarah-peziarah dari daerah-daerah terutama pengikut aliran sufi, yang bahkan mereka mengadakan perkemahan disekitar mesjid tersebut yang letaknya bersebelahan dengan Bazar Khan El Khalili, nama Khan El Khalili berasal dari nama Khan yang berarti tempat penginapan (hotel) para pedagang, sedang kata Khalili adalah nama orang, yaitu yang memiliki penginapan tersebut.
Kawasan perbelanjaan ini sangat luas, terdiri dari gedung-gedung tua dan toko-toko kecil sepanjang jalan dan lorong-lorong yang berkelok-kelok. Dilokasi tersebut dapat ditemui barang-barang antic, souvenir khas Mesir, hasil kerajinan tangan dari kulit, kuningan, tembaga, tenun, ukiran, alabaster dan berbagai perhiasan, seperti batu permata, batu cincin, emas dan perak
Sejalan dengan perkembangan ekonomi dan moneter sejak 15 tahun terakhir, banyak mall-mall yang dapat dijumpai. Mall terbesar adalah Sky City yang terletak didaerah Heliopolis.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar