16 Februari 2010
AHLAN WA SAHLAN BI MISR
Hari itu kami dalam perjalanan dari Tripoli ke Cairo. Jam menunjukkan pukul 17.30 sore hari, ketika pilot mengumumkan akan segera mendarat di Cairo. Pesawat Airbus A330-400 Egypt Air yang semula terbang diatas gurun yang luas, kemudian melayang di atas hamparan hijau di bawah sana. Cairo dan Mesir. Sebuah negeri yang selama ini hanya aku tahu lewat buku dan novel Ayat-ayat Cinta, tiba-tiba saja terhampar dibawah sana! Menjelang mendarat, bangunan tinggi menjulang nampak bertebaran di sebuah wilayah yang relatif kering. Pesawat Airbus menjejakkan rodanya dengan halus. Welcome to Cairo – Egypt. Sekeliling airside di bandara Cairo nampak kering dan coklat karena tidak banyak rumput.
Ketika keluar dari garbarata, kami merasa seakan di bandara Soekarno-Hatta. Situasinya mirip. Dilihat sekilas orang Mesir mirip seperti orang Arab, hanya saja mungkin sedikit ada unsur Yunaninya. Setelah ambil bagasi seorang pria dengan jas rapi mendekati : Ahlan wa sahlan be Misr Itulah kalimat yang terucap dari mulut orang tersebut yang ternyata adalah salah seorang Staf KBRI Cairo yang menjemput kami.
Kunjungan di penghujung tahun 2007, lagi-lagi karena tugas mengahadiri Sosialisasi Keuangan dan JFD selama satu minggu ini begitu mengesankan bagi aku, karena Mesir merupakan negara yang menjadi Induk Peradaban Dunia (Ummu ed Dunia), negara yang kaya akan tempat-tempat bersejarah, yang juga terkenal sebagai "Negeri Seribu Menara"
Republik Arab Mesir, lebih dikenal sebagai Mesir, (bahasa Arab: مصر) adalah sebuah negara yang sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika bagian timur laut.
Dengan luas wilayah sekitar 997.739 km² Mesir mencakup Semenanjung Sinai (dianggap sebagai bagian dari Asia Barat Daya), sedangkan sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika Utara. Mesir berbatasan dengan Libya di sebelah barat, Sudan di selatan, jalur Gaza dan Israel di utara-timur. Perbatasannya dengan perairan ialah melalui Laut Tengah di utara dan Laut Merah di timur.
Mayoritas penduduk Mesir menetap di pinggir Sungai Nil (sekitar 40.000 km²). Sebagian besar daratan merupakan bagian dari gurun Sahara yang jarang dihuni.
Mesir terkenal dengan peradaban kuno dan beberapa monumen kuno termegah di dunia, misalnya Piramid Giza, Kuil Karnak dan Lembah Raja serta Kuil Ramses. Di Luxor, sebuah kota di wilayah selatan, terdapat kira-kira artefak kuno yang mencakup sekitar 65% artefak kuno di seluruh dunia. Kini, Mesir diakui secara luas sebagai pusat budaya dan politikal utama di wilayah Arab dan Timur Tengah.
Mesir berbentuk republik sejak 18 Juni 1953. Mesir adalah negara pertama yang mengakui kedaulatan Indonesia. Mohamed Hosni Mubarak telah menjabat sebagai Presiden Mesir selama lima periode, sejak 14 Oktober 1981 setelah pembunuhan Presiden Mohammed Anwar el-Sadat. Selain itu, ia juga pemimpin Partai Demokrat Nasional. Perdana Menteri Mesir, Dr. Ahmed Nazif dilantik pada 9 Juli 2004 untuk menggantikan Dr. Atef Ebeid.
Kekuasaan di Mesir diatur dengan sistem semipresidensial multipartai. Secara teoritis, kekuasaan eksekutif dibagi antara presiden dan perdana menteri namun dalam prakteknya kekuasaan terpusat pada presiden, yang selama ini dipilih dalam pemilu dengan kandidat tunggal. Mesir juga mengadakan pemilu parlemen multipartai.
Pada akhir Februari 2005, Presiden Mubarak mengumumkan perubahan aturan pemilihan presiden menuju ke pemilu multikandidat. Untuk pertama kalinya sejak 1952, rakyat Mesir mendapat kesempatan untuk memilih pemimpin dari daftar berbagai kandidat. Namun, aturan yang baru juga menerapkan berbagai batasan sehingga berbagai tokoh, seperti Ayman Nour, tidak bisa bersaing dalam pemilihan dan Mubarak pun kembali menang dalam pemilu.
Mesir merupakan negara Arab paling banyak penduduknya sekitar 74 juta orang. Hampir seluruh populasi terpusat di sepanjang Sungai Nil, terutama Iskandariyah dan Kairo, dan sepanjang Delta Nil dan dekat Terusan Suez. Hampir 90% dari populasinya adalah pemeluk Islam dan sisanya Kristen (terutama denominasi Coptic.
Penduduk Mesir hampir homogenous. Pengaruh Mediterania (seperti Arab dan Italia) dan Arab muncul di utara, dan ada beberapa penduduk asli hitam di selatan. Banyak teori telah diusulkan mengenai asal-usul orang Mesir, namun tidak ada yang konklusif, dan yang paling banyak diterima adalah masyarakat Mesir merupakan campuran dari orang Afrika Timur dan Asiatik yang pindah ke lembah Nil setelah jaman es. Orang Mesir menggunakan bahasa dari keluarga Afro-Asiatik (sebelumnya dikenal sebagai Hamito-semitic).
Agama memiliki peranan besar dalam kehidupan di Mesir. Secara tak resmi, adzan yang dikumandangkan lima kali sehari menjadi penentu berbagai kegiatan. Kairo juga dikenal dengan berbagai menara masjid dan gereja. Menurut konstitusi Mesir, semua perundang-undangan harus sesuai dengan hukum Islam. Negara mengakui mazhab Hanafi lewat Kementerian Agama. Imam dilatih di sekolah keahlian untuk imam dan di Universitas Al-Azhar, yang memiliki komite untuk memberikan fatwa untuk masalah agama.
90% dari penduduk Mesir adalah penganut Islam, mayoritas Sunni dan sebagian juga menganut ajaran Sufi lokal. Sekitar 10% penduduk Mesir menganut agama Kristen; 95% dalam denominasi Koptik (Koptik Ortodoks, Katolik Koptik, dan Protestan Koptik.
Mesir adalah negara yang kaya dengan sejarah dan berbagia peninggalannya sesuai dengan kuun waktu yang telah dilaluinya, yaitu zaman Firaun, zaman Romawi/Masehi dan Zaman Islam.
Peninggalan-peninggalan jaman Fir'aun berhasil dibaca dan ditemukan oleh budayawan dan penyelidik Perancis bernama Champolion, yang mengikuti ekspedisi Napoleon Bonaparte ketika menduduki Mesir Tahun 1798, dari sebuah batu bertulis (Prasasti) yang ditemukan di kampung Rasyid (belakangan dikenal dengan Rosetta Stone). Dari Prasasti ini terbacalah adanya huruf Hieroglyphics sehingga dapat menyingkapkan rahasia sejarah Mesir kuno, yang telah berlangsung sejak ribuan tahun yang lampau.
Sekalipun masa kejayaan Fir'aun bermula dari tahun 3400 SM, namun hasil-hasil penelitian mengindikasikan bahwa peradaban yang berada disepanjang Sungai Nil ini telah dimulai sejak + 7000 tahun yang lalu.
Selama masa yang panjang tersebut, Wilayah Mesir dipimpin oleh + 330 Fir'aun, diantaranya mereka yang terkenal dalam sejarah antara lain Ramses II (Konon yang berjumpa dangan Nabi Musa a.s), Tut Ankh Amon dll.
Kerajaan awal dari dinasti pertama (3200 SM) didirikan di kota Memphis, yang terletak didekat Sakkara. Disitu banyak ditemukan kuburan para pemangku dinasti pertama dana semua raja dinasti kedua.
Semenjak berdirinya kerajaan baru (1570-332 SM) Ibukota Mesir kuno lalu berpindah dari Memphis ke Thebes (kini kota Luxor). Sekalipun administrasi pemerintahannya pindah dan dijalankan di Thebes, namun kebanyakan pegawainya tetap menetap di Memphis hingga dikuburklan di Sakkara.
Hal yang cukup menarik pada masa Fir'aun adalah kemampuan mereka yang sangat tinggi dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama ilmu arsitektur dan kedokteran. Mereka mempunyai kemampuan untuk mengawetkan tubuh mayat menjadi mumi yang dapat bertahan ribuah tahun yang samapai sekarang tersimpan baik di Museum Nasional.
Ketika bangsa Romawi mulai berkuasa di Mesir, Ibukotanya dipindahkan dari Luxor ke Alexandria (Iskandariah), yang dibangun oleh Alexander Agung "Alexander the Great" pada musim gugur tahun 332 SM. Banyak peninggalan bangsa Romawi di MEsir, khususnya di kota yang terkenal dengan sebutan Alex tersebut. Masa Romawi ini sering pula disebut dengan masa Kristen.
Dalam perjalanan selanjutnya kota Iskandariah (Alexandria) mengalami kemajuan begitu pesat, dan sempat menjadi ibukota Mesir selama hampir 1000 tahun, hingga penakjuban islma pada tahun 21 H (641 M), setelah melalui rute tiga peradaban besar , yaitu Batlemeus, Romawi dan Bizantium. Dari kota ini pula penaklukan Islam ke daratan Eropa mulai dilancarkan.
Islam masuk Mesir dibawa oleh seorang panglima dan sahabat Rasulullah, Amru bin Ash, pada tahun 641 M. Lain halnya dengan daerah-daerah lain yang ditaklukkan, Islam diterima di Mesir dengan cara damai dan tanpa melalui peprangan. Rakyat Mesir dikala itu menganut Kristen ALiiran Coptic (baca : Koptik) yang mempercayai akan kehadiran agama baru "Islam"
Amru bin Ash menjadikan kota Fsuhtat (sekarang bernama old Egypt/Mesir Lama) sebagai pusat kota pada masanya.
Selama masa Islam berjaya di Mesir, terjadi pula peristiwa perang Salibyang diantaranya berkecamuk di WIlayah Mesir, dengan panglima terkenalnya Shalahudin Al-Ayyubi. Kini benteng peninggalan perang Salib itu masih berdiri kokoh dan dilestarikan dengan nama Beneteng Shalahuddin/Citadel.
Hingga tahun 1914, semua urusan keadministrasian Mesir telah dikuasa oleh Inggris, walaupun secara resminya Mesir bukan sebagai negara protektorat Inggris.
Kota Cairo didirikan oleh Amr bin El Ash, setelah berhasil menguasai Mesir pada 641 M. Semula ibukota Mesir bernama Fushtat, tempat dimana Amr bin El Ash membangun mesjid yang pertama, namun setelah berhasil menguasai kota Alexandria akhirnya kota tersebut dijadikan ibukota MEsir.
Kemudian datang Ahmad Ibnu Tolun. Dibawah kekuasaanya, ibukota dipindahkan ke sebelah utara kota Fushtat, disekitar mesjid yang dibangunnya, dengan nama Al Qattaie.
Lima penguasa setelah Amr Ibnu El Ash selalu memindahkan ibukota Mesir, sampai akhirnya datang dinasti Fatimiyah dibawah pimpinan jenderal Jawhar El Siqilly pada tahun 969 M, yang memindahkan ibukota Mesir ke Daerah sekitar mejid Al Azhar yang dibangunnya pada tahun 973 M, ibukota baru itu diber nama sebuah planet Mars (al-Qahir).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar