KATA PENGANTAR

Ide untuk menulis blog ini datang ketika suatu hari aku melihat-lihat kembali album-album foto keluarga waktu kami berdomisili di Harare, Zimbabwe. Ketika itu anak-anak masih kecili-kecil, sekarang ketika mereka sudah beranjak dewasa, mereka pun banyak bertanya pada saat kami membenahi foto-foto ini, aku langsung sadar bahwa foto ini banyak memiliki kenangan dan mengisahkan pengalaman dan perjalanan hidup aku.

Negeri adalah lokasi yang terasa oleh semua panca indera kita. Saat kaki mulai menapak di suatu tempat, maka semua indera kita merasakan apapun yang bisa dilumat, diserap, dicerna dan dinikmati. Semua dapat direkam oleh otak, kamera dijital, perekam video, untuk kemudian dikeluarkan kelak dalam sebuah cerita perjalanan. Mulut dapat berbicara tentang segala yang telah dirasa, tangan dapat menuliskan semua keasyikan pengalaman yang ada. aku menjadi terinspirasi untuk menulis Otobiografi (pengalamanku ini) yang biasanya hanya ditulis orang terkenal,

Malam ini aku mencoba membongkar-bongkar memori ku yang mengendap dalam kepingan peristiwa kurang lebih 20 tahun yang lalu, yakni permulaan tahun 1987. Tahun itu merupakan awal aku bekerja, sekaligus tahun pertama mengenal Negara lain. Ketika kepingan peristiwa itu berkelebat, aku pun tersenyum simpul, mengenang peristiwa yang telah terjadi 20 tahun yang lalu itu. Ya banyak peristiwa-peristiwa yang telah aku lalui diantaranya ketika saat pertama kali aku naik pesawat dan pergi ke luar negeri.

Tidak terasa waktu ini berjalan sangat cepat rasanya, masih teringat dulu waktu masih balita, kedua orang tua sering mengajak aku jalan2 ke taman remaja (sebelahnya Hi-tech Mall) untuk mencari hiburan di sana supaya aku bisa bersenang-senang, trus waktu beranjak, dari TK, SD, SMP, SMA sayang aku tidak bisa menikmati masa-masa kuliah, dan sekarang sudah lebih dari 25 tahun aku meninggalkan bangku SMA itu dengan masa-masa yang indah. Perjalanan hidup itu banyak sekali lika likunya dan dilalui kadang suka tapi juga tidak sedikit merasakan duka pahitnya hidup ini. Tapi bagaimanapun itu puji syukur kehadirat Illa hi Robbi semua bisa dilalui dengan sebagaimana mestinya.

Terus terang saja aku bukan orang yang pintar menulis, bahkan jauh dari pintar. Semalaman bisa jadi aku merangkai kata-kata, akan tetapi hasilnya bisa jadi hanya sebuah tulisan yang jauh dari bagus yang akhirnya aku corat-coret sendiri "Hhh … menulis itu memang tidak mudah.!" Begitu kata aku berapologi",

.Tulisan aku ini mungkin tidak merupakan kenangan yang indah bagi orang lain. Tapi, bagi aku ini merupakan semacam "memorabilia" artinya suatu peristiwa yang patut dikenang. bertujuan sebagai suatu memori berupa episode hidup seorang yang bernama Hary Sudarmanto.

Sekali aku memang bukan seorang yang pintar menulis, maka pembaca tidak akan dapati tulisan yang bagus dalam buku ini. Akan tetapi aku yakin, suatu saat tulisan aku pasti bagus. Kapan itu ? aku tidak tahu. Ya "asal berani mencoba".

Aku berharap buku ini dapat bermanfaat bagi anak-anakku, kerabat dan teman-teman.

Sekecil apapun yang kita lakukan tetap saja punya arti.

selamat membaca …… !!!!

MENGENAI PENULIS

Hary Sudarmanto lahir di Jakarta tanggal 12 Juni 1965, dari pasangan R.Darwono dan R.A. Sutirahayu, sejak kecil sampai usia 21 tahun, Hary mengikuti orang tuanya yang tinggal di Jakarta, Hary sempat mengenyam pendidikan SD di SDN Cawang Timur Pagi (1971 – 1974) SD Negeri Cipinang Cempedak 09 Pagi (1975 – 1977), SMP Negeri 80 Halim P.K (1978 – 1981).dan SMA Negeri 39 Cijantung, (1981 – 1984) lulus pada usia 19 tahun.



Pengalaman bekerjanya dimulai tahun 1987, pada usia 21 tahun, ketika Hary menjadi Local Staff Sub Bagian Administrasi di Kedutaan Besar RI di Harare, Zimbabwe. Dilingkungan KBRI dia dikenal dengan nama panggilan Toto.

Dengan pendidikannya yang minim Hary berusaha menambah pengetahuan dengan mengikuti berbagai kursus untuk menunjang pekerjaannya sehari-hari, sejak di Harare hingga kini berbagai macam kursus telah diikuti antara lain : English as Foreign Language tahun 1989 di ESB International, Harare, Elementry Word Processing tahun 1990 CCOSA, Harare, Komputer Lotus 1-2-3 dan Word Perfect tahun 1991 Compu Serve, Harare, Beginners Business Communications tahun 1991 Harare Polytechnic, Harare, Introduction to Basic Programming tahun 1992 Sutherland Computer, Harare, Introduction to Dbase III+ tahun 1994 Speciss College, Harare, IATA Ticketing and Reservation tahun 1995 Speciss College di Harare, Akuntansi pada tahun 1998 di Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen, Jakarta.

Selain dari pada itu Hary juga mengikuti berbagai macam pelatihan, training dan seminar yang berkaitan dengan bidang pekerjaan yang pernah dijalaninya diantaranya :

  • Seminar UYHD diselenggarakan di Konsulat Jenderal RI di Cape Town, Afrika Selatan (September 1995) dengan Nara sumber dari Direktorat Jenderal Anggaran Depkeu dan Biro Keuangan Deplu;
  • Sales Systems dalam Bidang Property/Real Estate diselenggarakan oleh ERA Indonesia di Jakarta (Maret 1997);
  • Sosialisasi Terpadu RKA-KL, Pelaksanaan DIPA dan Jabatan Fungsional Diplomat diselengarakan di Hotel Danube (Kedutaan Besar RI) di Bratislava, Slovakia (Desember 2006) dengan nara sumber dari Bapenas, Ditjen Anggaran Depkeu dan Biro Perencanaan dan Organisasi Deplu;
  • Sosialisasi dan Bimetk Sistim Informasi Manajemen Keuangan SIMKEU IV +1 AMD diselenggarakan di Hotel President (Kedutaan Besar RI) di Kyiev, Ukraina (Maret 2007);
  • Pelatihan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN) diselenggarakan di Hotel Sheraton Media, Jakarta (Mei 2008);
  • Sosialisasi Terpadu Keuangan dan Jabatan Fungsional Diplomat diselenggarakan di Kedutaan Besar RI Kairo, Mesir (Desember 2008) dengan nara sumber Bapenas, BPK dan Biro Keuangan, Deplu;
  • Bimtek Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (SAKPA) dan Sosialisasi Sistem Informasi Manajemen Keuangan Real Time diselenggarakan di Konsulat Jenderal RI di Jeddah (Agustus 2009) nara sumber Ditjen Depkeu, Bagian Verifikasi Biro Keuangan, Deplu.

Berbagai pengalaman kerjapun didapatnya sejak mulai dari KBRI Harare pada tahun 1987 hingga terakhir dia dipercaya sebagai Staf Keuangan pada Kedutaan Besar RI di Tripoli, Libya.

Diawali pada bulan Januari 1987 hingga bulan Agustus 1996, Hary mulai bekerja sebagai Pegawai Setempat (Local Staff) pada Kedutaan Besar R.I. di Harare, Zimbabwe, sebagai staff Administrasi Umum dipercaya untuk melaksanakan tugas-tugas guna menunjang aktivitas Kantor Perwakilan yang baru dibuka, Hary mengerjakanya dengan penuh semangat, dan saling bekerja sama sehingga lambat laun menjadikannya seorang yang professional dibidangnya.

Sebagai Staff Administrasi Hary pada mulanya hanya mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya ringan diantaranya memelihara, menjaga dan menyimpan file-file yang berhubungan dengan masalah keuangan, membuat payroll gaji Home Staff dan Local Staff, Tunjangan Sewa Rumah, mengetik Surat-surat dinas, yang dijalani selama kurun waktu 3 tahun lamanya. Dengan adanya pergantian pimpinan, oleh pimpinan yang baru, Hary mendapat tugas untuk jenis pekerjaan yang lebih berat, yang selama ini belum pernah diketahui maupun dipelajari, namun berkat kegigihannya dan mempelajarinya secara otodidak ia dapat mengerjakan seluruh tugas-tugas yang telah didelegasikan oleh pimpinannya, atas kecakapannya pimpinan memberikan kepercayaan kepada Hary sebagai Operator Komputer untuk Sistim Informasi Keuangan sekaligus kepadanya dipercaya untuk menjabat sebagai Kasir, sebuah jabatan yang memilik tanggung jawab besar dan termasuk paling tinggi di kalangan sesama Local Staff.

Hary juga dipercaya oleh Pimpinan untuk membantu tugas-tugas dibidang keprotokolan dan telah berhasil membangun networking yang baik dengan instansi Pemerintah maupun swasta setempat yang sangat dirasakan manfaatnya oleh KBRI Harare.

Dengan kecakapan seperti tersebut diatas, atas rekomendasi dari Pimpinan KBRI Harare, pada bulan Mei 1990 Hary diperbantukan kepada Advance Team untuk membuka Kantor Perwakilan RI di Windhoek untuk menyelesaikan pekerjaan Pertanggung Jawaban Keuangan dan Administrasi lainnya selama kurang lebih 1 bulan.

Pekerjaan ini dijalaninya hingga Mei 1996, pada bulan Juni 1996 Hary di rotasi sebagai Staf Bidang Politik untuk membantu tugas-tugas Kepala Bidang Politik dalam membina hubungan diplomatik antar kedua negara, memonitor perkembangan politik dalam negeri Zimbabwe, yang besar pengaruhnya terhadap kepentingan NKRI. Pekerjaan ini dijalaninya selama kurang lebih 3 bulan hingga akhirnya mengundurkan diri pada bulan Agustus 1996.

Dengan pengalaman kerja yang didapat di Zimbabwe, selama ini membuat Hary optimis untuk mendapatkan pekerjaan baru di kampung halamannya sendiri, berbagai lamaran dikirimkan ke berbagai perusahaan, Hary ingin mencari suasana baru, karena timbul kejenuhan setelah sekian lama bekerja dilingkukangan birokrasi pemerintahan.

Sebuah tantangan baru dihadapi oleh Hary ketika dia diterima bekerja sebagai Marketting Executive di sebuah perusahaan Developer (PT. MASA KREASI), jelas ini bertentangan dengan pengalamannya yang lebih banyak berkecimpung di bidang Administrasi dan keuangan.

Sebuah tugas dibebankan kepadanya untuk melaksanakan kebijakan, prosedur dan program penjualan perumahan, mengembangkan dan mengimplementasikan strategi dan aktivitas penjualan, memimpin dan mengkoordinir tim Penjualan dan Pemasaran. Sebagai suatu yang baru tentunya diperlukan pengetahuan tambahan, untuk itu Hary mengikuti Training mengenai Sales Systems dalam bidang Property/Real Estate.

Dengan mengandalkan networking yang dibangunnya dengan instansi Pemerintah maupun swasta dan presentasi-presentasi yang dilakukan, Hary bersama teamnya berhasil meningkatkan penjualan di perusahaan tempatnya bekerja.

Namun pekerjaan ini hanya dijalaninya selama 3 bulan (Maret 1997 – Mei 1997), karena dirasakan oleh Hary kurang pas dengan backgroundnya, hingga akhirnya dia pindah bekerja pada sebuah anak Perusahaan yang cukup ternama, bergerak dalam bidang Informasi & Technology (PT. PANSYSTEMS) Hary diterima bekerja sebagai Satf Keuangan, tanpa kendala yang berarti, segala pekerjaan yang dibebankan dapat diselesaikan dengan baik, mengingat banyak kemiripan dengan pekerjaan sebelumnya ketika di KBRI Harare. Berkat kerjasama yang baik dengan tim penjualan Hary memperoleh penghargaan dari Pimpinan perusahaan, kinerja yang baik ini juga memberikan kesempatan kepadanya untuk mengikuti pendidikan tambahan yang dibiayai perusahaan untuk lebih memperdalam pengetahuannya dalam bidang akuntansi yang erat kaitanya dengan keuangan, selain dari pada itu untuk mengisi kekosongan formasi oleh Pimpinan perusahaan ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Manajer Keuangan, dengan jabatan ini Hary dipercaya untuk menandatangi cek dan kertas berharga lainnya bersama-sama dengan Direktur Utama (Joint Account), selain itu bertanggung jawab untuk masalah keuangan, Bimbingan dan arahan dari Pimpinan membuat Hary semakin memahami pekerjaannya, sebelum sempat dipromosikan menduduki Jabatan Manager Keuangan, pada bulan Pebruari 2004 Hary mengundurkan diri dari pekerjaannya karena mendapat pekerjaan baru.

.

Pada bulan Maret 2004 Hary pindah bekerja pada Perwakilan RI di Tripoli, sebagai Staf Keuangan

Berkat pengabdiannya selama bekerja di Perwakilan Republik Indonesia selama 15 tahun, Hary memperoleh penghargaan dari Menteri Luar Negeri pada bulan Agustus 2008.

Selama bekerja di KBRI Hary memiliki berbagai pengalaman penugasan ke Negara-negara diantaranya :

  • Namibia, sebagai staff perbantuan di KBRI Windhoek (Mei 1990 – Juli 1990);
  • Mozambique, advance team koordinasi dengan protokol Kemlu mengenai rencana penyerahan surat kepercayaan Dubes baru (1994);
  • South Africa, menghadiri Penataran UYHD utk Perwakilan kawasan Afrika Tengah dan Selatan di KJRI Cape Town (September 1995);
  • Mozambique, mendata WNI untuk keperluan Pemilu di Quilimane (Januari 1996);
  • Tunisia, tugas kurir ke STB Bank Tunis (Januari 2005);
  • Tunisia, tugas kurir ke STB Bank Tunis (Juli 2005);
  • Tunisia, tugas kurir ke STB Bank Tunis (Oktober 2006);
  • Slovakia, menghadiri Sosialisasi RKA-KL, Pelaksanaan DIPA di KBRI Bratislava (Desember 2006);
  • Ukraina, menghadiri Sosialisasi SIMKEU IV+ AMD di KBRI Kyiev (Maret 2007);
  • Inggris, tugas kurir ke Bank Mandiri London (Maret 2008);
  • Inggris, tugas kurir ke Bank Mandiri London (April 2008);
  • Mesir, menghadiri Sosialisasi Keuangan dan JFD di KBRI Kairo (Desember 2008);
  • Saudi Arabia, menghadiri Bimtek SAKPA dan Sosialisasi SIMKEU Real Time di KJRI Jeddah ( Agustus 2009).

Hary juga memiliki pengalaman persidangan dan kepanitiaan diantaranya :

  • Anggota Delegasi Konperensi Menteri-Menteri Penerangan Negara Non Blok (COMINAC II) di Harare (Juni 1987);
  • Anggota Delegasi RI pada Ministerial Meeting of the Co-ordinating Bureau of Non-Aligned Countries di Harare (Mei 1989);
  • Anggota Delegasi RI pada Konperensi Commission on Human Settlements Thirteenth Session di Harare (Mei 1991);
  • Angota Panitia kunjungan kenegaraan Presiden RI (Desember 1991);
  • Angota Panitia pada Rakor para Kepala Perwakilan RI se Afrika Barat, Timur dan Selatan di Harare (Nopember 1995);
  • Anggota Panitia Pameran & Property, di JHCC, Jakarta (April 1997)
  • Anggota Panitia Pameran INDOCOMTECH, di JHCC, Jakarta (Maret 2002)

Kepengurusan dalam organisasi

· Bendahara KORPRI Sub Unit KBRI Harare (Jan 1987 – Juni 1990)

· Anggota PPSLN KBRI Harare (1996)

· Anggota Pengurus PANS CLUB PT. Pansystems (2002 – 2004)

· Anggota KPPSLN KBRI Tripoli (2004)

· Anggota KPPSLN KBRI Tripoli (2008)

· Anggota Pengurus PCI-NU Libya

Lain – lain :

  • Menguasai Komputer Program MS Office : Excell, Word, Accesss, Power Point & Outlook Express;
  • Mengoperasikan / mencari data melalui internet;
  • Menguasai Program Komputer Akuntansi : ACCT, ACCPAC;
  • Menguasai Program SIMKEU Versi III, IV, IV Plus, IV Plus AMD dan Real Time, versi Biro Keuangan Deplu;
  • Menguasai Program SAKPA dan SABMN versi Departemen Keuangan;
  • Mengetik dengan kecepatan 40 kpm
  • Mengemudikan kendaraan

Hary menikah dengan Dwi Yuliani pada tahun 1992 dikaruniai 3 orang anak : Dessy Putri Haryani, Risky Pradika Anhar dan Muhammad Al-Faiz.(alm).

10 Februari 2010

PENGALAMAN PERTAMA NAIK PESAWAT


Begini, aku mau cerita pengalaman pertama kali ke luar negeri, bukan mau pamer, tapi sekedar berbagi pengalaman lucu dan norak aku. Aku itu berasal dari keluarga yang amat sederhana. Bersaudara 5 orang, aku anak pertama. Bapak pegawai swasta dan Ibu adalah ratu rumah tangga sejati. Jalan-jalan keluar kota dan ke luar negeri merupakan barang yang mewah bagi aku dan keluarga, jadi jangankan ke Singapore atau Kuala Lumpur, berlibur ke Bali saja, belum pernah apalagi naik pesawat.
Akhirnya tiba juga hari yang ditentukan untuk keberangkatan ku ke Zimbabwe yaitu tanggal 28 Desember 1986. Seluruh keluarga dan handai taulan (wow dah mirip orang yang mau pergi Haji aja), dengan menggunakan minibus sewaan sore itu rombongan bergerak menuju Bandara Soekarno-Hatta, bandara internasional yang baru saja diresmikan penggunaannya, sebelumnya adalah Bandara Halim PK, maklum ini merupakan hal yang baru di keluargaku, jadi selain mengantar juga sekalian piknik sambil melihat-lihat bandara.
Oh yah, ada kehebohan lain. Dikarenakan aku menjadi orang pertama di keluarga aku yang bisa ke luar negeri, ini merupakan kebanggaan buat orang tua aku. Dan tebak apa yang terjadi! Saat aku keluar rumah, entah mau ke warung atau mau berangkat dan pulang dari bepergian, semua tetangga sekitar rumah yang kebetulan berpapasan bertanya-tanya, kapan berangkat ke London?. Duhh…bener-bener deh orang tua aku, masak ke London cuma transit saja, orang sekampung dikasih tau. Kayak mau berangkat haji saja. Hayaah.
Dua hari menjelang berangkat, terjadi keanehan, aku batuk-batuk, dan sering keringat dingin. Karena khawatir terjadi apa-apa selama di London, aku ke dokter. Tahu gak dokter bilang apa? Aku stress katanya. Hahaha…terus terang aku memang stress, deg-degan, karena inilah pertama kali aku ke luar negeri, dan….ini pertama kali aku naik pesawat udara…hahahha….dan bayangkan lamanya perjalanan dari Jakarta ke London…20 jam.
Malamnya sebelum keberangkatan, aku rada-rada gelisah susah tidur, ngebayangin gimana sih naik pesawat itu. Besok dari bandara Sukarno-Hatta yang saat itu masih "kinclong" (pindahan dari BandaraHalim PK), saat Check in tentunya aku memilih tempat duduk didekat jendela pesawat, ini harus dengan tujuan lebih leluasa memandang ke luar angkasa saat pesawat berada di udara…dalam pikiran gimana sih awan, sungai dibawah sana , hutan dan lain sebagainya.
Setibanya di Bandara kami berkumpul di terminal A karena pesawat akan berangkat melalui terminal ini. Sambil menunggu waktu keberangkatan aku puas-puaskan untuk ngobrol dengan sanak saudara, karena aku menyadari bahwa dalam waktu yang cukup lama akan pergi jauh berpisah dengan mereka dan berbagai perasaanpun berkecamuk di hati saat itu, antara rasa senang dan sedih karena harus meninggalkan ibu dan adik-adik yang aku sayangi, namun demi sebuah cita-cita dan tanggung jawab sebagai anak tertua pengganti ayah, aku coba menguatkan diri, tak tega aku melihat adik bungsu yang kala itu berusia 2 tahun, berlari dengan senangnya kesana kemari, sepertinya dia tidak mengetahui apa yang dirasakan oleh kakaknya.
Setelah seluruh rombongan berkumpul kini tiba saatnya untuk masuk kesebuah ruangan yang dibatasi oleh lapisan kaca tebal (ruang keberangkatan) katanya untuk Check-In. Inilah saat-saat terakhir kalinya aku dalam kebersamaan dengan para saudara dan handai taulan yang mengantarku, setelah bersalam-salaman, aku menyusul rombongan yang sudah antri di meja chek-in untuk melakukan penimbangan dan membagasikan barang bawaan kami, selama mengantri sesekali aku menengok kearah kaca pembatas, disana aku masih nampak sanak saudaraku melambaikan tangan dari kejauhan, setelah urusan chek-in selesai dan masing-masing telah mendapatkan boarding pas kemudian kami menuju meja imigrasi untuk pemeriksaan paspor, selepas itu kami menelusuri lorong panjang dari bangunan Bandara yang bergaya arsitektur Indonesia itu, untuk menuju gate (pintu masuk/ruang tunggu).
Ditempat ini aku sudah tidak bisa melihat lagi dimana para keluarga aku berada …. ??, mungkin mereka sedang dalam perjalanan pulang ke rumah.
Satu-satunya pemeriksaan yang kami jalani sebelum memasuki ruang tunggu hanyalah pemeriksaan barang bawaan kami, yaitu tas tangan ----yang antara lain berisi pakaian. Pemeriksaan Paspor dan pemotongan boarding pas. Benda tajam yang terdeteksi, termasuk gunting dan pisau lipat, langsung disuruh dikeluarkan dan ditahan.
Akhirnya setelah beberapa waktu menungu terdengar pengumuman dikumandangkan
: " Panggilan boarding untuk penumpang pesawat dengan nomor penerbangan Garuda (GA 212) jurusan Jakarta – Abu Dhabi – Paris - London, ".
petugas mengingatkan sekuen naik pesawat berdasarkan warna stiker boarding pass. Hijau naik paling dahulu, dilanjutkan biru dan terakhir stiker merah. Antrian pun tertib dan tak lama. Penumpang yang duduk di kursi baris belakang berstiker hijau, sementara boarding pass penumpang di baris depan berstiker merah.
Para Penumpang segera bergegas menuju ke pintu keberangkatan. Satu persatu penumpang memasuki pesawat memalu belalai gajah .
Akupun bersiap-siap untuk bergabung dengan penumpang lainnya membuat antrian, sesuai warna stikerku, setelah melalui belalai gajah, akhirnya aku berada tepat dipintu masuk pesawat.
Ketika injakan kaki pertama di kabin pesawat..mmm..sebuah senyum manis dilemparkan oleh pramugari sambil menanyakan Boarding Pass dan membimbing dimana aku harus duduk sesuai dengan nomor bangku yang tertera di Boarding Pass. Mata aku kesana kemari dalam kabin pesawat, lihat atas, bawah, samping, ke lorong pesawat, lalu ke kokpit pesawat..waduh banyak amat ya..panel /instrument nih pesawat…tuas-tuas dan tombol bertaburan dalam kokpit pesawat tersebut. konon pesawat yang aku tumpangi ini termasuk type paling besar Boeing 747-200 dengan kapasitas kurang lebih 500 penumpang yang dibagian depannya ada dua tingkat.
Aku telah duduk di bangku dekat jendela pesawat, Subhanallah …..!! sedikit tidak percaya sekarang aku berada di dalam sebuah pesawat, sebelum pesawat mengudara eh..masih ngintip-ngintip keluar melalui jendela, gimana sih situasi diluar sana jika diintip dari dalam pesawat…begitu jalan pikiran aku saat itu..

Lalu pramugari yang selalu tersenyum manis, datang menghampiri aku dengan menyodorkan permen ….permen selamat datang kali ya….berhubung permen naik pesawat tentu berbeda nih gengsinya padahal permen tersebut ya sama saja dengan yang dijual diwarung-warung di darat sana . Ya boleh deh..jika orang lain ngambil sebiji,,aku tiga ..toh nggak ada larangan. Permen yang dibungkus logo maskapai penerbangan tersebut satunya aku mainkan dimulut, duanya dikantongin.

Ketika pesawat diudara aku kunyah lagi permen tersebut mmm..Pengalaman pertama makan permen diudara

Saat pesawat mau Take off, Pramugari dengan bahasa verbal dan tubuhnya begitu lincah dan terlatih memperagakan cara pemasangan pelampung dan tindakan apa yang dilakukan jika pesawat dalam keadaan darurat (Baca : Jika pesawat mau jatuh di udara……….ngeri deh).

Tak sekecappun mata aku luput memandang pramugari tersebut, gerakan tubuhnya terlatih banget ya …..kayak seorang yang berpantomin di panggung, lihat tuh tangannya sibuk aja nunjuk-nunjuk pintu darurat, gimana cara ngerogoh baju pelampung di bawah kursi..macem2 deh..pokoknya.
Burung besi yang membawa lebih kurang 460 penumpang dari Jakarta ke London mulai bergerak, take-off dan membumbung tinggi membelah angkasa.
Kapten pilot Gultom yang memimpin penerbangan menyebutkan, waktu tempuh dari Soekarno-Hatta ke Bandara Abu Dhabi diperkirakan 7 jam 15 menit. GA 212 transit terlebih dahulu di Abu Dhabi, untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Biak. Cuaca dilaporkan baik selama penerbangan di udara Laut Jawa itu, demikian kata Kapten Gultom melalui pengeras suara di kabin.
Pesawat udah nggak nginjak bumi lagi, ketinggiannya masih rendah, udah deh.mulai lagi aku ngintip dari jendela, sibuk aja liat suasana diluar sana, padahal yang dilihat baru sebatas landasan paju dan gedung-gedung bandara, tinggi sedikit pesawat ngintip lagi, kali ini pemandangan diluar sana udah banyak variasinya, rumah penduduk Jakarta dan sekitarnya yang rapat-rapat, sawah dan sungai, gedung tinggi perkantoran serta pantai..
Sepanjang penerbangan kembali perasaan aneh sewaktu-waktu menyelimuiti diri aku, seakan-akan kami sedang terbang ke suatu tempat yang tidak berada dialam nyata.
Saat pesawat sudah berada diketinggian daya jelajahnya, pandangan selalu tertuju keluar melalui jendela pesawat…..lihat awan..yang bergumpal-gumpal aneka bentuk, sungai, lautan dan hutan dibawah sana …waduh pesawat masuk dalam awan ya..ketika pesawat menerobos awan yang mengumpal tipis Pengalaman Pertama Melihat Awan dari Udara

Bosan ngintip mulu dari jendela pesawat, baca-baca segala petunjuk mulai dari cara pemakaian pelampung seperti yang dijelaskan pramugari sebelum take off Pengalaman
Pertama Membaca di Udara
Setelah berada di ketinggian jelajah (cruising altitude) awak kabin mengedarkan makanan dan minuman.
Nah ini dia ..pramugari manis-manis datang bawa makanan, sebuah kotak yang cukup mewah isinya bergizi dan standar empat sehat lima sempurna, semangkok nasi, sepotong lauk, sayuran, disajikan panas, dengan uap yang masih mengepul ketika bungkus dibuka. Cukup untuk memudahkan badan mengantuk karena pembakaran kalori. serta tiga potong kecil buah yang dibungkus terpisah, sendok garpu, "pisau gergaji" dari plastic warna putih ditambah selembar tissue kering dan sebuah tissue basah yang harum, pramugari nawarin " mau minum apa Mas… …Kopi, Teh, Juice atau soft drink Soft drink aja deh…pramugari nanya lagi pake es Mas…..…boleh..boleh kasih es. Untungnya aku nggak minta minuman susu soda kalau nggak pakai "S" jadi u u oda, ah ada-ada aja nih sim Mbak Pramugari. Pengalaman Pertama Makan dan Minum Soft Drink di Udara

Ngintip-ngintip dari jendela tetep, dipesawat katanya ada toilet, pengen nyobain ah, gimana buang air kecil diudara, Pramugari dengan ramah nunjukin dimana itu toilet berada. Jadi deh "Pengalaman Pertama Buang Air Kecil di Udara"
Sehabis dari toilet siap-siap untuk tidur, bantal dan selimut sudah dibagikan sejak sebelum lepas landas. Tinggal membuka bungkus plastiknya saja dan menempatkan bantal dan selimut di tempat yang menyamankan diri. Benar saja, setelah makan tuntas, maka sejurus kemudian pun aku terlelap. Tak sempat baca beberapa majalah yang sudah aku siapkan. Lagu yang aku putar tak terdengar di earphone karena langsung terlelap.
Di tengah tidur yang lelap, tiba-tiba lampu kabin pesawat dinyalakan. Ternyata GA 212 sudah mendarat di BandaraAbu Dhabi. Jam menunjukkan pukul 00:20 Waktu Setempat. Sudah lewat tengah malam, hari sudah berganti.
Interior Bandara Abu Dhabi pada dini hari pukul 00:20 WITA, Minggu (20/9). Sepi dan sunyi. Padahal bandara yang menjadi "hub" utama penerbangan-penerbangan di Midle East ini pada jam normal amat sangat ramai.
Setengah sadar dan setengah kesal, lantaran tidur yang terganggu, aku beringsut melintasi garbarata (belalai gajah) memasuki gedung terminal Bandara Abu Dhabibersama ratusan penumpang lain. Awak kabin menyebutkan semua penumpang diwajibkan turun dengan membawa seluruh barang bawaan. Dengan menggendong tas punggung kamera, aku segera menyebar pandangan mencari tempat menunggu.
Ada waktu sekitar 40 menit untuk transit. Aku lantas memutuskan melihat-lihat etalase toko-toko duty free yang terlihat memang sengaja buka pada jam dini hari bagi penumpang transit.
Di papan informasi, terlihat bahwa GA 212 dijadwalkan terbang pukul 01:10 waktu Abu Dhabi, melanjutkan perjalanan ke Paris dan London. Agar tak terlambat, aku segera berjalan ke Gate 2, aku masih menyempatkan diri ke Toilet untuk buang air kecil
Banyak penumpang yang masih bersantai di warung kopi. Ada juga yang baru bergegas masuk ke toilet. Padahal mustinya para penumpang siap di pintu keberangkatan sebelum panggilan untuk masuk pesawat. Pengabaian waktu akan mengakibatkan penerbangan terlambat, atau malah terhambat.
Masuk kembali ke pesawat yang sama, disambut dengan tim awak kabin yang baru. Aku kembali menempati kursi semula. Terlihat jumlah penumpang lebih sedikit daripada penerbangan sebelumnya, Jakarta-Abu Dhabi Ada pula beberapa penumpang yang baru naik di Abu Dhabi.
Prosedur yang sama kembali dialami pada penerbangan lanjutan GA 212 dari Abu Dhabi menuju London. Setelah pesawat berada di ketinggian jelajah, awak kabin membagikan makanan dan minuman lagi. Kali ini aku memilih menu telur dan chicken nugget. Ada brownies untuk pencuci mulut, enak tapi terlalu besar porsinya untuk dimakan pada dini hari.
Penerbangan Abu Dhabi-London memakan waktu sekitar 8 jam. Kali ini lampu kabin dipadamkan lebih awal. Bantal aku tempatkan senyaman mungkin dan selimut aku tarik.
Pesawat menembus dinginnya pagi udara di atas Laut Tengah. Aku pun segera terlelap. Kali ini, bacaan sempat tersentuh sedikit dan lagu sempat terdengar sebentar di earphone. Tapi tak lama kemudian dalam tidur aku memasuki udara bumi Eropa.
Ya gitu deh…pengalaman pertama aku naik pesawat, kalo ada yang bilang "Kampungan elu Har"…aku nggak bakalan protes, senang-senang saja, aku akan jawab cukup 3 huruf saja "IYA", maklum aku kan anak kampung yang nggak pernah mimpi naik pesawat..


Sebelum mendarat di Bandara Gatwick sebagai tujuan akhir, pesawat yang aku tumpangi mendarat di Bandara Charles de'gaul (Paris), ketika itu cuaca masih gelap menjelang dini hari, melalui kaca jendela aku melihat titik kecil bercahaya lama kelamaan membesar ternyata itu adalah lampu-lampu jalan dan mobil. Terlihat juga olehku Menara Eifel. Selama kurang lebih 1 jam transit di Perancis, untuk menurunkan penumpang dengan tujuan akhir Paris, berbeda dengan di Abu Dhabi, penumpang yang kan meneruskan perjalanan ke London tidak diperbolehkan meninggalkan pesawat, tak lama kemudian penerbangan dilanjutkan menuju London, Inggris.
Terdengar oleh aku Kapten Pilot mengumumkan bahwa Pesawat sebentar lagi akan mendarat, aku melongok melalui jendela secara lambat laun pesawat menurun dari ketinggian dan mulai terlihat pegunungan-pegunungan dan laut, dari atas pesawat aku bisa melihat kalau Negara Kerajaan Inggris itu berada di sebuah pulau terpisah dari benua Eropa, pesawat semakin rendah sampai akhirnya roda-roda burung besi itu menyentuh ujung landasan. Aku lupa pukul berapa waktu London, yang jelas udara masih pagi ketika pesawat mendarat di Bandar Udara London Gatwick, merupakan bandar udara terbesar ke-2 dan tersibuk ke-2 di London setelah Heathrow. Gatwick j dengan landasan pacu tunggal. Terletak di Crawley, West Sussex (sebenarnya Charlwood, Surrey) 2.7 nm (5 km atau 3 mil) utara dari pusat kota.
setelah pesawat benar-benar berhenti, semua penumpang diperbolehkan turun, aku dan rombongan bergegas berjalan menyusuri lorong-lorong panjang untuk menuju loket Imigrasi._
Ketika berada di Bandara aku amati banyak petugas imigrasi berkulit cokelat dan gelap. Sangat membanggakan, betapa orang yang berkulit beda bisa bekerja sejajar dengan tuan rumah. Bahkan aku lihat beberapa pegawai keturunan India memakai sorban ala Pangeran Diponegoro.
Pemeriksaan paspor dan bagasi di sini ternyata tidak seseram informasi yang aku peroleh sebelumnya, meskipun cukup memakan waktu karena harus antri. Bahkan koper pun tidak dibuka sama sekali. Setelah seluruh pemeriksaan selesai. Kami bergegas menuju conveyor untuk mengambil barang bawaan, sambil mendorong kereta yang penuh dengan tumpukan koper, aku menelusuri lorong kecil yang berliku untuk dapat keluar dari area kedatangan, begitu muncul di pelataran luar kami sudah disambut oleh Bapak Sonny Staff dari KBRI London, kami berjalan menuju tempat parkir kendaraan, udara dingin kota London menyambut kedatanganku, London pada waktu itu sedang musim dingin, konon katanya merupakan puncaknya musim dingin, wah bisa lihat salju pikirku…..!! dari Bandara Gatwick kami masih harus menempuh perjalan cukup lumayan jauh menuju " Wsima Caraka " tempat penginapan yang berlokasi di daerah Hendon. Wisma Caraka ini memang khusus disewakan untuk orang-orang Indonesia yang mempunyai keperluan di London, dengan tariff yang relative murah dibandingkan jika harus menginap di Hotel. Setibanya di tempat ini, setelah menurunkan koper dan bawaan lainnya, lalu kami dan rombongan beristirahat, karena besoknya sudah dijadwalkan untuk pergi ke bank untuk melaksanakan pembukaan rekening di Barclays Bank Plc. Sayang salju tak juga turun selama aku berada di London.
Ya gitu deh…pengalaman pertama aku naik pesawat, kalo ada yang bilang "Kampungan elu Har"…aku nggak bakalan protes, senang-senang saja, aku akan jawab cukup 3 huruf saja "IYA", maklum aku kan anak kampung yang nggak pernah mimpi naik pesawat..




When once you have tasted flight,
You will forever walk the earth with your eyes turned skyward,
For there you have been and there you will always long to return.

Leonardo Da Vinci



Setelah pengalaman pertama naik pesawat selanjutnya aku sudah memilik jam terbang yang cukup banyak dengan berbagai negara tujuan
Perusahaan Penerbangan dan jenis pesawat yang pernah aku tumpangi :
Garuda Indonesia : Boeing 747 (Jakarta – London) 1 x penerbangan
British Airways : Boeing 747 (London – Harare) 1 x penerbangan
Air Bus A 320 (Tripoli – London PP) 6 x penerbangan
Air Zimbabwe : Boeing 767 (Harare – Victoria Falls PP) 1 x penerbangan
(Harare – Johanesburg PP) 2 x penerbangan
DC 8 (Harare – London PP) 2 x penerbangan,
(Harare – Victoria Falls PP) 2 x penerbangan
Boeing 737 (Harare – Victoria Falls PP) 2 x penerbangan
Air Namibia : Boeing 737 (Harare – Windhoek PP) 2 x penerbangan
Air Mozambique : Boeing 737 (Harare-Maputo PP) 4 x penerbangan
(Maputo – Quelimane PP) 2 x penerbangan
South African Airlines : Boeing 737 (Harare – Johanesburg PP) 2 x penerbangan
DC 10 (Johanesburg – Cape Town PP) 2 x penerbangan
Ryan Air : Airbus A 320 (London – Bratislava PP) 2 x penerbangan
Emirates Airline : Boeing 777 (Jakarta – Dubai PP) 8 x penerbangan
A 330 (Tripoli – Dubai PP) 8 x penerbangan
Royal Jordan : Airbus A 320 (Tripoli – Amman PP) 2 x penerbangan
Boeing 767 (Amman – Jeddah PP) 2 x penerbangan
Egypt Air : A 320 (Tripoli – Cairo PP) 2 x penerbangan
Austrian Airlines : Boeing 737 (Tripoli – Wina PP) 2 x penerbangan
A 320 (Wina – Kyiev PP) 2 x penerbangan
Singapore Airlines : Boeing 747 Megatop (Johanesburg – Singapura PP) 3 x
Penerbangan
Tunis Air Boeing 737 (Tripoli – Tunis PP) 8 x penerbangan
Charter Flight : Cassa (Harare – Victoria Galls PP) 1 x penerbangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar