15 Februari 2010
PENGALAMAN PERTAMA NAIK TUBE - KERETA BAWAH TANAH
Keesokan harinya setelah sarapan pagi aku bergegas menuju pusat kota untuk melihat-lihat pemandangan kota London, kali ini aku memilih menggunakan metro bawah tanah agar tidak banyak mengeluarkan ongkos, dari stasiun tak jauh dari tempatku menginap.
London gelap gulita karena hanya aku lihat dari bawah tanah. Namun sebentar saja metro itu bagaikan ular keluar dari persembunyiannya dan berada dipermukaan kota.
Ternyata London bukanlah Harare yang bisa di kelilingi dengan jalan kaki. London amat luas. Butuh berhari-hari untuk menjelajah setiap pelosok kota supersibuk di Inggris ini.
London Underground adalah jaringan kereta bawah tanah yang tertua di dunia dan mungkin juga tersibuk dengan 3 juta pengguna per hari.
Pagi itu langit biru. Hanya beberapa selaput awan tipis menyela. Aku tak mau menyia-nyiakan waktu selama kunjungan singkat ini di London untuk segera raun-raun.
tempat pertama yang aku kunjungi Alun-Alun Trafalgar yang terletak di bagian tengah London, nama Trafalgar digunakan untuk mengenang Pertempuran Trafalgar (1805), sebuah pertempuran di laut dimana kapal perang Angkatan Laut Inggris memenangkan Perang Napoleon. Nama sebelumnya tempat ini adalah "King William the Fourth's Square", namun George Ledwell Taylor menyarankan penggantian nama tersebut menjadi "Trafalgar Square". Kini Trafalgar Square sering digunakan untuk demonstrasi. Di tengah Trafalgar Square terdapat monumen yang memuat patung Laksamana Horatio Nelson, pahlawan dan pemimpin AL Inggris yang terbunuh dalam Pertempuran Trafalgar. Monumen ini disebut Nelson's Column.
Untuk mengelilingi kota London cara yang efisien, ya, ikut tur dalam kota. Dipinggir jalan dekat alun-alun ada bus bertingkat terbuka bertuliskan " Sight Seeing Bus, Tours of London". Dalam brosur terdapat foto-foto terkenal antara lain Big Ben, Tower Bridge, dan Buckhingham Palace. Aku putuskan untuk membeli tiket bus itu.
Bus pun melaju tak buru-buru, sampai di Big Ben. Bangunan menjulang warna kekuningan itu berdiri angker. Pertama aku dengar dentang lonceng Big Ben lewat radio BBC dari jauh di Jakarta.
Kini Big Ben ada disamping aku, tapi loncengnya justru membisu. Letak Big Ben tepatnya bersebelahan dengan The Houses of Parliament.
Big Ben adalah nama yang merujuk pada sebuah menara jam yang terletak di Gedung Parlemen di Westminster, London, Inggris Raya, dan merupakan menara jam terbesar kedua di dunia. Jam ini terletak di timur laut dari Rumah Parlemen di Westminster, London. Ada alasan menara ini dinamai Big Ben, Big Ben sebenarnya adalah nama kecil dari lonceng yang terletak di dalamnya (dulunya adalah Great Bell). Menara ini juga dinamai The Tower of Big Ben, atau secara tidak tepat, Menara Santo Stephen.
Menara ini dibangun sebagai bagian dari rencana pembangunan istana baru oleh Charles Barry, setelah Istana Westminster yang lama telah hancur akibat kebakaran pada malam 22 Oktober 1834.
Menara ini tingginya 96.3 meter (316 kaki) dan dibangun dengan gaya Gothik Victoria. 61 meter (200 kaki) di bawah jam terbuat dari bata yang dilapisi oleh batu, sedangkan puncak menara ditopang dengan rangka besi yang dibuat dari besi leleh. Menara ini dibangun di atas tanah berukuran 15 meter kali 15 meter, fondasi terbuat dari beton setebal 3 meter (9 kaki), pada kedalaman 4 meter (13 kaki) di bawah permukaan. Semua sisi jam tingginya 55 meter (180 kaki) dari atas tanah.
Karena berubahnya kondisi tanah sejak pembangunannya, Menara Big Ben sedikit miring ke barat laut kurang lebih 220 milimeter (8.66 inci), menara ini miring setiap tahun sebanyak beberapa milimeter ke arah timur dan barat dikarenakan efek thermal.
Jam ini sangat besar sehingga menara ini pernah dijadikan sebagai menara jam berwajah empat terbesar, namun rekor ini akhirnya dipegang oleh Menara jam Allen-Bradley di Milwaukee, Wisconsin. Namun, sang arsitek tidak memasang bel pada jam tersebut, sehingga Big Ben memegang rekor sebagai "Menara jam berwajah empat terbesar dengan lonceng".
Salah satu sisi Menara Jam Westminster. Garis pendek (jam) memiliki panjang 2.7 meter (9 kaki) dan garis panjang (menit) memiliki panjang 4.3 meter (14 kaki).
Jam dan lonceng Big Ben didesain oleh Augustus Pugin. Jam ini diletakan pada sebuah kerangka besi berukuran 7 meter (23 kaki), ditopang dengan 312 kepingan kaca opal, sehingga mirip seperti jendela berwarna. Beberapa keping gelas kemungkinan dibuang untuk pemeriksaan. Loncengnya dilapisi seluruhnya dengan emas. Di bagian bawah jam, di setiap sisi jam, terdapat tulisan Domine Salvam Fac Reginam Nostram Victoriam Primam, yang dalam bahasa Indonesia berarti Oh Tuhan, lindungi Ratu Victoria yang Pertama.
Jam ini terkenal karena ketepatannya. Pendesainnya adalah seorang pengacara dan horologis amatir Edmund Beckett Denison, dan George Airy, seorang Astronom Kerajaan. Jam ini dibuat oleh Edward John Dent, yang menyelesaikannya pada tahun 1854. Namun menara Big Ben belum selesai saat itu sampai tahun 1859.
Pepatah Inggris putting a penny on yang berarti memperlambat laju, muncul dari metode metode-substansi yang berasal dari pendulum jam. Di atas pendulum terdapat setumpuk koin penny, koin ini digunakan untuk mengubah waktu jam. Menambah atau mengurangi koin mengubah pusat gravitasi jam, sehingga waktu bertambah sebanyak 0.4 detik sehari.
Ketika Blitz London, Istana Westminster sempat dibom oleh Jerman, pada 10 Mei 1941, sebuah bom tiba-tiba menghancurkan dua dari empat muka jam dan sebagian dari atap menara dan menghancurkan ruangan dewan rakyat. Arsitek Sir Giles Gilbert Scott merancang lagi ruangan lima-lantai. Dua lantai yang diisi saat ini dengan ruangan lain pertama kali digunakan pada tanggal 26 Oktober 1950, jam ini masih berjalan, walaupun serangkaian serangan bom besar terus terjadi dan berlangsung sampai Blitz berakhir.
Didepan gedung parlemen, aku lihat ada sekelompok demonstran tiduran dan banyak poster. Tak begitu lama bus menyeberangi Tower Bridge yang membelah sungai Thames. Jembatan rangkap dua atas bawah itu memang megah. Jembatan bagian bawah bisa membuka di kala ada kapal berbadan tinggi akan lewat, mengingatkan aku dengan jembatan ampera yang terdapat di sungai Musi.
Jembatan London (London Bridge) adalah sebuah jembatan yang menghubungkan Kota London dengan Southwark di London, Inggris, melintasi Sungai Thames. Terletak di antara Jembatan Kereta Api Cannon Street dan Tower Bridge, jembatan ini merupakan ujung paling barat Pool London. Pada sisi sebelah selatan merupakan Katedral Southwark Cathedral dan stasiun Jembatan London; pada sisi utara merupakan Monumen Great Fire of London dan stasiun Bank and Monument.
Jembatan London merupakan satu-satunya jembatan yang melintasi Thames dari Kingston sampai Jembatan Westminster yang dibuka tahun 1750.
Hyde Park yang banyak terdengar sebagai ajang unjuk rasa bebas kutemukan sepi tanpa aktivitas. Rerumputan harmoni menyangga daun-daun berjatuhan. Kadang kami turun dan berjalan beberapa saat. Setelah menerobos pertamanan sampailah di depan Buckhingham Palace. Nasib belum mujur. Ada tulisan " No Guard changing ceremony today ".
Buckingham Palace dan Victoria Memorial. Aslinya bangunan ini didesain oleh Edward Blore dan diselesaikan pada tahun 1850, dan didesain ulang pada tahun 1913 oleh Sir Aston Webb
Buckingham Palace adalah kediaman resmi ratu Inggris di London. Istana ini adalah tempat untuk peristiwa-peristiwa kenegaraan, tempat menyambut tamu negara, dan tempat kunjungan pariwisata. Seringkali dalam masa-masa kegembiraan, krisis atau perkabungan, tempat ini juga menjadi pusat berkumpul untuk masyarakat Britania Raya.
Bangunan ini sebelumnya dikenal dengan nama Buckingham House, gedung yang dipergunakan sekarang ini dan menjadi tempat kunjungan dari para wisatawan asing, sebenarnya adalah sebuah balai kota yang dibangun untuk Duke of Buckingham pada tahun 1703 dan diambil alih oleh George III pada tahun 1761 dan dijadikan sebagai rumah pribadi yang dikenal sebagai "The Queen's House". Bangunan ini sudah mengalami pengembangan dari sejak dibangun, secara dasar oleh arsitek John Nash dan Edward Blore, sehingga menghasilkan tiga gedung akup tambahan dari halaman tengah. Buckingham Palace akhirnya menjadi kediaman resmi dari keluarha kerajaan Britania Raya sejak pengangkatan Ratu Victoria pada tahun 1837. Penambahan terakhir dari gedung ini dibuat pada akhir abad ke-19 dan awal dari abad ke-20, termasuk didalamnya bagian depan yang sering kita lihat sekarang dari Buckingham Palace. Bangunan ini juga masih beberapa kali direferensikan sebagai "Buck House".
Desain interiornya didominasi oleh hiasan yang berasal dari awal abad ke-19, dimana masih banyak juga yang dipajang hingga sekarang, termasuk penggunaan warna-warna cerah yang dikenal dengan teknikscagliola dan biru serta merah jambu lapis, yang merupakan saran dari Sir Charles Long. King Edward VII melakukan perubahan perubahan dekorasinya dan menambahkan Belle epoque cream dan warna-warna keemasan. Banyak ruangan untuk menerima tamu dalam ukuran kecil yang dilengkapi dengan furnitur-furnitur China yang dibawa dari Royal Pavilion yang terletak di Brighton dan dari Carlton House setelah wafatnya King George IV. Buckingham Palace Garden adalah taman milik pribadi yang terbesar di London, dimana desainnya dirancang oleh ahli pertamanan, Capability Brown, namun dirancang ulang oleh William Townsend Aiton dari Kew Gardens dan John Nash. Danau buatannya selesai dibuat pada tahun 1828 dan diisi air dari Serpentine, sebuah danau yang terletak di Hyde Park.
Didalam gedung ini juga ada satu ruangan yang dipergunakan sebagai ruangan kerja dari Queen Elizabeth II dan keluarga kerajaan untuk acara maupun jamuan resmi kenegaraan. Gedung ini merupakan salah satu gedung yang sangat popular dan dikunjungi oleh wisatawan tak kurang dari 50,000 orang per tahunnya untuk menghadiri jamuan makan malam, makan siang, resepsi dan pesta-pesta resmi keluarga kerajaan.
The Collegiate Church of St Peter, Westminster, yang lebih dikenal dengan nama Westminster Abbey, adalah sebuah gereja dengan arsitektur Gothic di Westminster, London, di sebelah barat Palace of Westminster. Gereja ini adalah tempat tradisional penobatan raja dan ratu Inggris dan juga
pemakaman mereka.
Disekitar jalan Picaddly Circus terdapat deretan pertokoan. Lautan manusia tumpah diatas trotoar. Mobil berjalan dijalur kiri seperti di negeri sendiri. Lalu ada jalan bernama York Street. Konon nama New York di Amerika berasal dari pendatang daerah York di Inggris.
Piccadilly Circus adalah sebuah persimpangan sekaligus ruang publik di West End, London. Persimpangan ini terkenal dengan berbagai layar-layar iklannya yang berada di dinding bangunan di sekitarnya dan air mancur dan patung yang dikenal sebagai Eros.
Karena lokasinya, Piccadilly Circus menjadi tempat bertemu yang sangat lazim bagi penduduk London dan sebagai objek wisata para turis yang datang ke London.
Sungai Thames adalah sebuah sungai yang mengalir di selatan Inggris dan menghubungkan kota London dengan laut. Sungai sepanjang 356 kilometer dengan luas perairan mencapai 12,935 km² ini bermuara di laut Utara.
Sore itu aku habiskan berjalan kaki di tepi Sungai Thames menuju tower bridge hingga lampu-lampu malam bermunculan mengakhiri jalan-jalan aku hari itu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar